Proposal Penelitian
USULAN
PROPOSAL
HYGIENE SANITASI DAN UJI PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS
MAKANAN SAJI DI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
SANITATION AND HYGIENE
TEST BACTERIOLOGICAL EXAMINATION EAT, CATERING IN THE UNIVERSITY OF INDONESIA
EAST MAKASSAR
HASAN
13.101.388
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2015
RIWAYAT
HIDUP
A. IDENTITAS
·
Nama :
Hasan
·
Tempat/Tanggal lahir : Reo, 4 Sepetember 1993
·
Agama :
Islam
·
Suku Bangsa : Indonesia
·
Alamat :
Abdul Kadir II, No. 8A
Alamat email : hasan_arajak@yahoo.co.id
·
Orang Tua
Ø Ayah : Arajak
Arahman
Ø Ibu
Jahora
B. PENDIDIKAN
·
MIN REO Tahun 1998 - 2004
·
SMPN 1 REOK Tahun 2004-2007
·
SM KARYA RUTENG Tahun 2007-2010
·
D3 ANALIS KESEHATAN Universitas
Indonesia Timur Makassar Tahun 2010 -
2013
·
KESEHATAN MASYARAKAT Universitas
Indonesia Timur Makassar 2013 – 2015
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN
JUDUL................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar
Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan
Penelitian.............................................................................................. 6
D. Manfaat
Penelitian............................................................................................ 7
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Makanan
............................................................................................................ 8
B. Hygene
sanitasi.................................................................................................. 12
C. Coliform
............................................................................................................. 13
BAB
III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A.
Kerangka Konsep.................................................................................................. 28
B.
Hipotesa............................................................................................................... 28
C.
Definisi Operasional............................................................................................... 29
BAB
IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain
Penelitian................................................................................................. 30
B. Populasi
dan Sampel........................................................................................... 30
C. Lokasi
Penelitian.................................................................................................. 31
D. Instrumen
dan Teknik Pengumpulan Data............................................................... 32
E. Pengolahan
dan Penyajian Data............................................................................ 32
F. Analisa
Data........................................................................................................ 33
G. Etika
Penelitian.................................................................................................... 34
H. Keterbatasan........................................................................................................ 34
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pangan bagi manusia merupakan kebutuhan pokok
yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan hidup serta menjalankan
kehidupan. Seperti diketahui, makanan diperlukan untuk memperoleh kebutuhan zat
gizi yang cukup untuk kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit,
aktifitas, pertumbuhan dan perkembangan. Secara fisiologik, makan merupakan
suatu bentuk pemenuhan atau pemuasan rasa lapar. (Santoso. S, 2009, Hal. 88).
Makanan siap saji adalah makanan yang dapat
disiapkan dan dilayankan secara cepat. (Balgista, 2015)., makanan siap saji
diolah oleh penjamah makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan oleh jasa
boga, rumah makan atau restoran, dan (Depkes, 2003). Makanan siap saji ini
masih mengandung resiko yang cukup potensial menyebabkan terjadinya penyakit
atau ganguan kesehatan. Oleh karena itu, makanan siap saji yang kita konsumsi
haruslah terjaga kebersihannya, sehingga memungkinkan setiap individu dapat
hidup mencapai suatu standar kehidupan yang baik untuk memelihara dan
senantiasa meningkatkan derajat kesehatannya agar dapat meraih produktifitas
kerjanya. Sebab pekerjaan yang menutun produktifitas kerja yang tinggi hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang prima (Suma’mur,
2009 Hal 10-12).
Pengelolaan
makanan yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan merupakan salah satu upaya
untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Sitem
Kesehatan Nasional. Untuk menunjang peningkatan pelayanan makanan dan minuman
yang memenuhi persyaratan mutu, gizi, sanitasi dan keamanan yang sesuai dengan
kondisi kesehatan, pelayanan makanan dapat dilakukan oleh perusahaan yang
bergerak dibidang jasaboga dengan memenuhi persyaratan-persyaratan mutu, gizi
dan sanitasi.
Makanan yang bergizi merupakan syarat mutlak
yang harus dipenuhi, Menurut berbagai kajian, frekuensi makan yang baik adalah
3 kali sehari. Ini berarti makan pagi, makan siang dan makan malam. (Khomsan
Ali, 2002 Hal. 103). Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka
perlu diperhatikan kualitas makanan melalui ketersediaan zat-zat gizi yang
terkandung didalamnya dan bebas dari cemaran mikroba. Makanan yang
terkontaminasi oleh mikroorganisme akan mengakibatkan gangguan kesehatan karena
mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan
timbulnya suatu penyakit (Mulia, 2005).
Mikroorganisme tersebar luas di alam
lingkungan, dan sebagai akibat produk pangan jarang sekali yang steril dan
umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Bahan pangan selain
merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi
perkembangan mikoorganisme. (Buckle, 2010 Hal 23).
Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan
oleh hygiene sanitasi makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk
mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan maka perlu
diadakan pengawasan terhadap hygiene sanitasi makanan dan minuman yang
diutamakan pada usaha yang bersifat umum seperti restoran, rumah makan, ataupun
pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang
potensial dalam penyebaran penyakit (Depkes RI, 2004).
Beberapa masalah
terkait akibat dari pencemaran makanan diantaranya terjadinya keracuanan
makanan, yang angka dan kualitasnya cenderung makin meningkat seiring mobilitas
dan perkembangan industri makanan baik kemasan maupun jenis usaha warung,
restoran, dan catering/jasa boga.
Beberapa masalah
terkait akibat dari pencemaran makanan diantaranya terjadinya keracuanan
makanan, yang angka dan kualitasnya cenderung makin meningkat seiring mobilitas
dan perkembangan industri makanan baik kemasan maupun jenis usaha warung,
restoran, dan catering/jasa boga. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan
Hygiene Sanitasi makanan masyarakat sebagai konsumen dilindungi dari makanan dan
minuman yang tidak memenuhi persyaratan hygene sanitasi makanan agar tidak
membahayakan kesehatan.
Menurut Sentra
Informasi Keracunan (SIKeR) Nasional ; 2014,
kasus keracunan makanan di Indonesia meningkat, beberapa daerah termasuk
dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada bulan Oktober – hingga desember
2014, terdapat 55 (lima puluh lima) berita insiden keracunan diberbagai wilayah
Indonesia. Keracunan akibat pangan mendominasi sebanyak 38 insiden, tujuh
insiden akibat tumbuhan 6 insiden keracunanan akibat pencemaran lingkungan, 2
insiden akibat bahan kimia dan dua lagi akibat keracunan bahan makanan.
Keracunan akibat pangan berturut – turut disebabkan oleh pangan jasa boga
sebanyak 15 insiden keracunan dengan jumlah korban sebanyak 543 orang, 6
insiden keracunan akibat pangan jajanan dengan jumlah korban 183 orang, 5
insiden keracunan akibat pangan olahan rumah tangga dengan jumlah korban
sebanyak 77 orang dengan 5 korban diantaranya meninggal dunia (Fajar,
2015).
Universitas Indonesia
Timur merupakan perguruan tinggi swasta yang mengelolah 13 Fakultas, terdiri
dari Fakultas kesehatan dan non kesehatan, serta memiliki jumlah tenaga kerja
sebanyak ………, Yayasan Indonesia Timur Makassar memiliki program pemberian
makanan saji bagi setiap tenaga kerja di
lingkup Universitas Indonesia Timur. Program ini dilaksanakan secara rutin
dengan upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan
daya kerja tenaga kerja yang optimal. (Suma’mur, 2009 Hal 372).
Kesehatan dan daya kerja sangat erat
hubugannya dengan tingkat gizi seseorang. Tubuh memerlukan zat – zat dari
makanan untuk pemeliharaan tubuh, perbaikan kerusakan sel, dan jaringan dan
juga untuk pertumbuhan. Untuk mengetahui keadaan konsumsi makanan oleh tenaga
kerja perlu diadakan pemeriksaan (survei) makanan, baik mengenai jenis makanan
yang dimakan, kuantitas dan kualitas, dan pemeriksaan laboratorium. Agar dapat dilakukan
evaluasi serta untuk mengetahui laik sehat (layak daan tidaknya), suatu makanan
dapat dikonsumsi diperlukanan alat ukur dan indikator yang valid, diantaranya
parameter bakteriologis. Untuk melihat Mikroorganisme pada makanan sehingga
dapat memastikan konsumen terhindar dari penyakit (Suma’mur, 2009 Hal 372 -
375).
Beberapa faktor
determinan terjadinya keracunan makanan dapat diakibatkan karena aspek pengolah makanan, peralatan, bahan
makanan dan tempat pengelolaan makanan. Terkontaminasinya makanan terutama disebabkan oleh
berbagai faktor
antara lain pengetahuan penjamah makanan masih rendah termasuk perilaku sehat,
kebersihan badan penjamah makanan, kebersihan alat makan dan sanitasi makanan. Peran
penjamah makanan sangat penting dan merupakan salah satu faktor dalam
penyediaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan. Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri
dapat menimbulkan infeksi maupun keracunan makanan jika dikonsumsi dan masuk ke dalam
tubuh (Fardiaz, 2014).
Berdasarkan uraian
diatas, peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang keamanan pangan khususnya
makanan siap saji yang diberikan kepada tenaga kerja di lingkup Universitas
Indonesia Timur dengan judul penelitian Hygene sanitasi dan Uji Bakteriologis
pada makanan Saji di Universitas Indonesia Timur Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1.
Bagaimana penerapan hygiene dan sanitasi
dalam pengelolaan makanan saji sesuai dengan prinsip hygiene dan sanitasi
makanan?”
2.
Apakah terdapat mikroba pathogen pada makanan
saji di Universitas Indonesia Timur Makassar yang berhubungan dengan penerapan
hygiene dan sanitasi ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan hygiene dan sanitasi dalam pengelolaan makanan saji sesuai dengan
prinsip hygiene dan sanitasi makanan.
2.
Tujuan
khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. menganalisis penerapan hygiene dan sanitasi dalam
pengelolaan makanan saji dengan prinsip hygiene dan sanitasi
makanan.
b. Untuk
menganalisis jumlah bakteri pathogen dalam makanan saji di Universitas
Indonesia Timur Makassar.
D.
Manfaat
Penelitian
Diharapkan setelah mendapatkan tujuan
penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi :
1.
Manfaat Institusi
Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
pengambil kebijakan dalam program
penerapan Hygiene dan sanitasi makanan khsusnya perlindungan bagi
konsumen dari makanan dan minuman berbahaya.
2.
Manfaat Ilmiah
Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak khazanah pengetahuan serta
dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan rujukan bagi peneliti dimasa yang
akan datang.
3.
Manfaat Praktis
Penelitian
ini dilaksanakan sebagai aplikasi ilmu yang telah diperoleh, sehingga dapat
menambah wawasan bagi peneliti sendiri maupun pembaca.
BAB III
KERANGKA
KONSEP
A.
Dasar
Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok
bagi manusia untuk kelansungan hidup. makanan diperlukan untuk memperoleh kebutuhan zat gizi yang cukup untuk
kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktifitas, pertumbuhan
dan perkembangan. Secara fisiologik, makan merupakan suatu bentuk pemenuhan
atau pemuasan rasa lapar.
Makanan siap saji adalah makanan yang dapat
disiapkan dan dilayankan secara cepat yang diolah oleh penjamah makanan di
tempat kerja. Oleh karena itu, makanan siap saji yang kita konsumsi haruslah
terjaga kebersihannya, sehingga memungkinkan setiap individu dapat hidup
mencapai suatu standar kehidupan yang baik untuk memelihara dan senantiasa
meningkatkan derajat kesehatannya agar dapat meraih produktifitas kerjanya.
Sebab pekerjaan yang menutun produktifitas kerja yang tinggi hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang prima (Suma’mur, 2009
Hal 10-12).
Pengelolaan
makanan yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan merupakan salah satu upaya
untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Sitem
Kesehatan Nasional. Untuk menunjang peningkatan pelayanan makanan dan minuman
yang memenuhi persyaratan mutu, gizi, sanitasi dan keamanan yang sesuai dengan kondisi
kesehatan, pelayanan makanan dapat dilakukan oleh perusahaan yang bergerak
dibidang jasaboga dengan memenuhi persyaratan-persyaratan mutu, gizi dan
sanitasi.
Pada penelitian ini variabel yang akan
diteliti akan diuraikan singkat
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor SK
1096/MENKES/PER/VI/2011, sebagai berikut :
1.
Pemilihan
bahan makanan
Bahan makanan yang dimaksud disini adalah bahan makanan
yang mentah (segar) yaitu bahan makanan yang perlu pengolahan sebelum dihidangkan,
contohnya daging, beras, sayuran, singkong dan kentang.
2.
Penyimpanan
bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan sebelum diolah perlu perhatian
khusus mulai dari wadah tempat penyimpanan sampai dengan cara penyimpanannya
perlu diperhatikan dengan maksud untuk menghindari terjadinya keracunan karena
kesalahan penyimpanan.
3.
Pengolahan
bahan makanan
Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap merupakan
salah satu titik rawan terjadinya keracunan, banyak keracunan terjadi akibat
tenaga pengolahnya yang tidak memperhatikan aspek sanitasi. Pengolahan makanan
yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hyigiene dan
sanitasi, yang dikenal dengan istilah Good Manufactering Practice (GMP) atau
cara produksi makanan yang baik
4.
Penyimpanan
makanan saji
Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan
sangat disukai bakteri. Bakteri akantumbuh dan berkembang dalam makanan yang
berada dalam suasana yang cocok untukhidupnya sehingga jumlahnya menjadi
banyak. Diantara bakteriterdapat beberapa bakteri yang menghasilkan racun
(toksin), ada racun yang dikeluarkan oleh tubuhnya (eksotoksin), dan ada yang
disimpan dalam tubuhnya (endotoksin/ enterotoksin). Sementara di dalam makanan
juga terdapat enzim. Enzim terutama terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang
akan menjadikan buah matang dan kalu berlangsung terus buah akan menjadi busuk.
5.
Pengangkutan
makanan
Pengangkutan
makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi resikonya dari pada
pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang
perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses pengangkutan makanan
banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu, dan
kendaraan pengangkut sendiri. Makanan siap santap lebih rawan terhadap
pencemaran sehingga perlu perlakuan yang ekstra hati-hati.
6.
Penyajian
makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari
perjalanan makanan. Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap.
Makanan siap santap harus laik santap, laik santap dapat dinyatakan bilaman
telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis, disamping uji laboratorium
yang dilakukan secara insidental bila ada kecurigaan.
7.
Uji
bakteriologi
Berdasarkan
mekanisme kejadian dan bakteri penyebabnya maka keracunan makanan dibagi dalam
2 type, yaitu type infeksi dan type intoksitasi. Type infeksi disebabkan oleh
V. Parahaemoliticus, salmonella spp, E. Coli pathogen, dan lainnya, dan type
intoksitasi disebabkan oleh stphylococcus aereus, clostridium botulinum,
bacillus aereus, dan clostridium perfringes.
B.
Bagan
Kerangka
1. 1. Bahan makanan adalah bahan mentah yang diperlu pengolahan
sebelum dihidangkan harus dalam keadaan baik, segar
dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa, serta sebaiknya berasal
dari tempat resmi yang diawasi. olehnya itu ada 3 hal penting yang harus diperhatikan
yaitu, bentuk fisik, izin DepKes, dan tanggal kadaluarsanya.
2. 2. Penyimpanan bahan makanan
No
|
Jenis bahan makanan
|
Digunakan dalam waktu
|
||
3 hari atau kurang
|
1 minggu atau kurang
|
1 minggu atau lebih
|
||
1)
|
Daging, ikan, udang dan olahannya
|
- 5° s/d 0°C
|
-10°s/d-5°C
|
> -10°C
|
2)
|
Telor, susu dan olahannya
|
5°s/d7°C
|
- 5° s/d 0°C
|
>- 5°C
|
3)
|
Sayur, buah dan minuman
|
10°C
|
10°C
|
10°C
|
4)
|
Tepung dan biji
|
25°C atau suhu ruang
|
25°C atau suhu ruang
|
25°Catau suhu ruang
|
3. 3. Pengolahan makanan adalah proses
pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan jadi/masak atau siap
santap, dengan memperhatikan kaidah cara
pengolahan makanan yang baik.
4. 4. Penyimpanan Makanan adalah
Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan
sangat disukai bakteri. Bakteri akantumbuh dan berkembang dalam makanan yang
berada dalam suasana yang cocok untukhidupnya sehingga jumlahnya menjadi
banyak. Diantara bakteriterdapat beberapa bakteri yang menghasilkan racun
(toksin), ada racun yang dikeluarkan oleh tubuhnya (eksotoksin), dan ada yang
disimpan dalam tubuhnya (endotoksin/ enterotoksin). Sementara di dalam makanan
juga terdapat enzim. Enzim terutama terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang
akan menjadikan buah matang dan kalu berlangsung terus buah akan menjadi busuk.
5. 5. Pengangkutan
makanan
Pengangkutan
makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi resikonya dari pada
pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang
perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses pengangkutan makanan
banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu, dan
kendaraan pengangkut sendiri. Makanan siap santap lebih rawan terhadap
pencemaran sehingga perlu perlakuan yang ekstra hati-hati.
Komentar
Posting Komentar